About

Wednesday, September 21, 2011

Usia 5 tahun dek yoshi

Rabu, 21 september 2011. Yoshi berumur lima tahun. Doa mama papa, semoga adik semakin pintar, enggak kolokan, mandiri, tambah soleh, selalu sehat dan bahagia. Aamiin.
Ultah Yosi ke-5
Tak ada acara khusus, karena memang dalam keluarga kami, kami hanya akan meniup lilin bersama sama dan berdoa bersama. Kue yang kami potongpun tidak harus blackforest, kue seadanya saja. Dan juga tak ada kado istimewa. Walau mama papa bertanya ke adik, adik mau dibelikan apa. Kata adik sih minta dibeliin buku aja, tapi belinya entar aja sekalian bareng mba agi yang akhir bulan depan juga kebetulan akan bertambah umur menjadi 7 tahun. Okelah kalau begitu dek yoshi. Siap.
Di usianya yang 5 tahun, yoshi termasuk anak cowok yang lumayan manja dan kolokan. Bagaimana enggak kolokan, wong mama papa dan mba agi selalu nggemesin dia dan nyiumin dia, juga selalu mendahulukan dia. Papa sih selalu mengeluh ke mama, kapan ya adik bisa lebih dewasa? Hehehe. Lha wong papa juga ga pernah marahin adik, papa juga selalu ngelonin adik pas hari libur. Hasyah, ya jangan salahin mama dong kalau yoshi jadi kolokan.
Juni tahun depan, adik akan lulus dari TK B, sama seperti mba agi dulu. Dan juli taun depan, yoshi akan masuk ke kelas 1 SD. Rada ngeri juga ngebayanginnya, karena yoshi juga termasuk anak yang harus disemangati keras keras untuk mengerjakan soal pelajaran. Hadeuh, semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, adik bisa bergerak lebih cepat dan dewasa agak cepat. Semoga.

--
sent using Ipad

Monday, September 19, 2011

Cabut Gigi Agi (yang kedua)

Hari sabtu, 17 sept 2011, jam 5 sore, mama papa adik mengantar kakak agi ke dokter gigi lagi. Seperti sabtu lalu, agi akan dicabut gigi susunya karena kesundulan. Mungkin karena ii akan menjadi pengalaman yan kedua, jadi agi kelihatan lebih santai dari minggu lalu. Sampai di RS Bhineka Bakti Husada gaplek, ternyata dokter prakteknya nanti sesudah magrib. Kami menunggu di musholla sambil melihat anak anak bermain.
Saat magrib, ikut sholat berjamaah dulu di musholla RS, baru setelah itu kami kembali ke poli gigi. Perawat langsung memanggil nama Usagi. Mama dan ai langsung masuk ke ruangan. Beda dokter beda pelayanan. Dokter shinta lebih muda, lebih santai dan lebih asyik. Agi diajak mengobrol dulu, disuruh santai dan saat menyuntikkan bius, selalu meminta maaf, saat mencabut juga begitu, minta maaf dan berpedan ke agi, kalau sakit suruh bilang, dokter akan menghentikan pencabutan kalau agi merasa sakit.
Gigi Agi, dari lengkap sampai bolong 2
Tapi karena agi adalah anak pemberani dan dokternya baik hati, maka proses pencabutan gigi berjalan mulus, darah yang keluar dari gigi yang dicabutpun tidak sebanyak minggu lalu. Dokter sempat memuji gigi susu kakak agi yang bagus semua, rapi, putih bersih. Setelah selesai pencabutan, dokter minta tos ama agi lalu memberi hadiah kue ke agi. Perhatian yang manis. Hehehe. Mama juga lebih suka ama dokter sinta karena mama bebas berkonsultasi dan mengobrol. Sabtu lalu, mama sempat pengen pingsan, tapi sabtu ini mama udah siap siap sapu tangan untuk menutup hidup, jadi obat bius ga begitu kecium dan mama pun tegar santai juga. Setelah mengucap terima kasih ke dokter dan perawat, mama dan agi keluar rungan, adik dan papa senyum aja, lalu papa bayar di kasir, kami langsung pulang. Agi juga hanya perlu 2 kapas untuk menekan bekas cabutan gigi.
Sampai di rumah, agi dah senyum senyum dan makan bubur ayamnya. Tapi, muga muga gigi selanjutnya ga perlu dicabut ke dokter lagi ya kak?

--
sent using Ipad

Sunday, September 11, 2011

Gigi agi kesundulen

Baru kemarin agi bilang ke mama kalau ada dua gigi tumbuh di belakang gigi tengah bagian bawah. Hah? Mama langsung kaget. Ternyata gigi barunya udah besar. Dua sekaligus pula. Karena sebelumnya agi ga pernah mengeluh sakit pada mulut atau giginya, makanya mama sangat kaget.
Sebenarnya sudah sejak naik kelas dua, agi bertanya tanya ke mama papa, kok gigi susunya dia belum ada yang tanggal ya? Kapan kira kira giginya akan tanggal? Teman teman yang lain sudah pada copot gigi. Saat agi menanyakan itu, mama papa tenang saja, karena beranggapan gigi agi sangat rapi dan bagus semua, tidak ada satupun yang berlubang atau bermasalah, gigi agi seperti biji mentimun dan semuanya berwarna putih bersih.
Malam harinya saat papa pulang dari kerja, agi langsung laporan ke papa. Sama seperti mama, papa pun kaget sekali. Waduh, kok bisa ga nyadar ya kami sekeluarga? Tapi papa menguatkan hati agi, papa bercerita kalau dulu waktu kecil, papa juga musti ke dokter dan mencabut giginya karena kesundulen seperti agi. Sepertinya agi masih tenang menghadapi masalah giginya itu.
Pagi ini, sepulang dari taman kota bsd, mama papa langsung mampir ke puskesmas terdekat dari rumah. Maksudnya, hanya untuk menanyakan ke dokter, apakah gigi agi harus dicabut paksa atau bisa menunggu gigi susunya tanggal secara alami. Tapi, menurut dokter, mau ga mau gigi susunya harus dicabut agar gigi dewasanya bisa tumbuh dengan baik. Gigi susunya tidak goyang karena gigi dewasanya tumbuh di belakang gigi susu bukan di bawah gigi susu. Kalau kelamaan dicabutnya, malah bakalan tambah susah. Duh, mulai rada panik deh mama. Mama lalu mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan dokter, lalu pulang. Mama masih menghibur agi, kalau waktu dicabut nanti, ga akan terasa sakit kok.
Sepulang dari puskesmas, papa mama langsung mencari info RS yang sore nanti ada jadwal dokter giginya. Akhirnya jam 5.30 sore, kami menuju ke RS Bhineka bhakti husada gaplek. Setelah mama magriban di musola RS, dokternya datang. Agi tampak berani dan tidak menunjukkan wajah takut sedikitpun, karena dari awal mama sudah bilang kalau nanti akan dibius dan tidak akan kerasa sakit waktu giginya dicabut. Saat dokter menyuntikkan jarum biusnya, agi masih tenang. Tapi saat dokter selesai membius dan mengambil tang untuk mencabut gigi, tiba tiba agi menangis, mama tetap standby di dekat agi. Setelah dicabut, agi lalu diam tidak menangis lagi. Tapi, hal yang lucu, malah mama yang hampir pingsan lho. Sejak hamil agi 7 bulan dan mengalami kecelakan kecil, sejak itu mama mengalam trauma, setiap membaui alkohol atau obat bius atau melihat darah menetes keluar, mama pasti langsung pucat pasi, mulut berasa pahit, tangan terasa dingin, bibir berwarna biru dan mulai gliyengan berasa ingin pingsan. Perawat langsung memanggil papa yang menunggu diluar ruangan. Mama yang pucat lalu keluar ruangan dan duduk di kursi tunggu. Butuh waktu sekitar 15menitan untuk memulihkan kondisi mama. Walah, malah mama yang bikin heboh, agi aja tenang aja. Duh. Tapi, ini pertama kalinya kami ke dokter gigi dan masih ada satu gigi agi yang harus dicabut lagi. Semoga agi tetap berani dan semoga mama kuat deh ya?

--
sent using Ipad

Sunday, September 4, 2011

Kebiasaan agi yoshi

Mungkin karena perbedaan umur yang tidak terlalu jauh, 1tahun 11 bulan, membuat agi dan yoshi tidak begitu banyak perbedaan dalam hal keinginan atau juga hobi. Ketika harus bermain berdua saja, saat teman teman pergi mudik semua, agi dan yoshi tetap masih bisa asyik bermain berdua saja. Walau kadang kadang terdengar suara berebutan, tapi mereka berdua tidak pernah sampai berantem dalam arti sesungguhnya. Dalam waktu singkat, mereka akan berbaikan dan saling bercanda lagi.
Agi-Yoshi
Hal yang paling sering mereka rebutin, yaitu nge game di Ipad, paling paling bisa dengan mudah diselesaikan dengan timer yang diatur mama/papa. Walau berbeda selera makanan, tapi mereka selalu berusaha berbarengan waktu makannya. Walau adik yoshi perlu waktu lebih lama dalam menyelesaikan suatu hal, entah itu makan, mandi, memakai baju dll, tapi agi akan tetap menunggu adiknya selesai, baru mengajak adik yoshi bermain bersama. Mereka menikmati bermain sepeda berdua, walau hanya keliling kompleks.
Satu hal yang sering mama perhatikan saat mereka bermain adalah, kebiasaan mengobrol. Mereka berdiskusi berdua, membicarakan hal hal yang masih relevan dengan imajinasi anak anak. Saat mereka harus tidur pun begitu, sebelum beneran tidur, mereka akan mengobrol dahulu berdua, sembari tertawa berdua. Bila mereka mulai kelelahan dan mengantuk, baru mereka pamitan tidur. Tentu saja, mencium mama papa dahulu sebelum tidur. Semoga kerukunan mereka akan terus berlanjut sampai mama papa tua, dan mereka juga tua.

--
sent using Ipad