Sejak umur setaun Agi sudah biasa corat corat menggambar di buku. Selain menggambar garis, kadang juga mewarnai gambar yang dibuatkan Mama atau membuat huruf dengan bantuan titik titik. Tak terhitung buku tuils yang sudah habis, atau ganti krayon atau spidol. Terakhir bahkan Agi mengganti buku tiap 2 minggu.
Sewaktu main di rumah Nada, Agi sempet lihat papan tulis yang mengandung pasir dan bisa ditulis dengan menggunakan pensil yang ujungnya magnet. Melihat papan yang bisa ditulis dan dihapus. Agi kepengin minta dibeliin tapi Mama bilang gimana kalo diganti dengan whiteboard yang lebih besar. Sehingga Agi bisa tulis atau gambar lebih banyak bisa dihapus pula, dan Agi setuju.
Giliran Papa yang berburu whiteboard. Biasanya di rute yang Papa lewat ke kantor, didaerah pejompongan, ada tukang jualan whiteboard tapi hari hari belakangan malah tidak ada. Dicari ke toko mainan, toko alat tulis sampai tukang fookopi juga nggak ada. Akhirnya ketemu di toko mainan di daerah Cireundeu. Untuk ukuran 40x60 dijual 30rb saja.
Agi seneng bukan kepalang melihat Papa pulang bawa whiteboard lengkap dengan spidol hitam-merah dan penghapus. Setelah dipasang didinding depan TV, Agi langsung mencoba menggambar boneka, boneka 36 (yang dibuat dari rangkai angka 6 dengan tulisan 36 di dada), menggambar pohon. Ketika mencoba menulis sendiri, Agi bisa menulis kata 'papa' dengan jelas. Lihatlah gambar, Agi mencoba menulis kata 'papa' dan gambar boneka di sebelah kanan bawah juga sangat detil dan lengkap.