Baru kemarin agi bilang ke mama kalau ada dua gigi tumbuh di belakang gigi tengah bagian bawah. Hah? Mama langsung kaget. Ternyata gigi barunya udah besar. Dua sekaligus pula. Karena sebelumnya agi ga pernah mengeluh sakit pada mulut atau giginya, makanya mama sangat kaget.
Sebenarnya sudah sejak naik kelas dua, agi bertanya tanya ke mama papa, kok gigi susunya dia belum ada yang tanggal ya? Kapan kira kira giginya akan tanggal? Teman teman yang lain sudah pada copot gigi. Saat agi menanyakan itu, mama papa tenang saja, karena beranggapan gigi agi sangat rapi dan bagus semua, tidak ada satupun yang berlubang atau bermasalah, gigi agi seperti biji mentimun dan semuanya berwarna putih bersih.
Malam harinya saat papa pulang dari kerja, agi langsung laporan ke papa. Sama seperti mama, papa pun kaget sekali. Waduh, kok bisa ga nyadar ya kami sekeluarga? Tapi papa menguatkan hati agi, papa bercerita kalau dulu waktu kecil, papa juga musti ke dokter dan mencabut giginya karena kesundulen seperti agi. Sepertinya agi masih tenang menghadapi masalah giginya itu.
Pagi ini, sepulang dari taman kota bsd, mama papa langsung mampir ke puskesmas terdekat dari rumah. Maksudnya, hanya untuk menanyakan ke dokter, apakah gigi agi harus dicabut paksa atau bisa menunggu gigi susunya tanggal secara alami. Tapi, menurut dokter, mau ga mau gigi susunya harus dicabut agar gigi dewasanya bisa tumbuh dengan baik. Gigi susunya tidak goyang karena gigi dewasanya tumbuh di belakang gigi susu bukan di bawah gigi susu. Kalau kelamaan dicabutnya, malah bakalan tambah susah. Duh, mulai rada panik deh mama. Mama lalu mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan dokter, lalu pulang. Mama masih menghibur agi, kalau waktu dicabut nanti, ga akan terasa sakit kok.
Sepulang dari puskesmas, papa mama langsung mencari info RS yang sore nanti ada jadwal dokter giginya. Akhirnya jam 5.30 sore, kami menuju ke RS Bhineka bhakti husada gaplek. Setelah mama magriban di musola RS, dokternya datang. Agi tampak berani dan tidak menunjukkan wajah takut sedikitpun, karena dari awal mama sudah bilang kalau nanti akan dibius dan tidak akan kerasa sakit waktu giginya dicabut. Saat dokter menyuntikkan jarum biusnya, agi masih tenang. Tapi saat dokter selesai membius dan mengambil tang untuk mencabut gigi, tiba tiba agi menangis, mama tetap standby di dekat agi. Setelah dicabut, agi lalu diam tidak menangis lagi. Tapi, hal yang lucu, malah mama yang hampir pingsan lho. Sejak hamil agi 7 bulan dan mengalami kecelakan kecil, sejak itu mama mengalam trauma, setiap membaui alkohol atau obat bius atau melihat darah menetes keluar, mama pasti langsung pucat pasi, mulut berasa pahit, tangan terasa dingin, bibir berwarna biru dan mulai gliyengan berasa ingin pingsan. Perawat langsung memanggil papa yang menunggu diluar ruangan. Mama yang pucat lalu keluar ruangan dan duduk di kursi tunggu. Butuh waktu sekitar 15menitan untuk memulihkan kondisi mama. Walah, malah mama yang bikin heboh, agi aja tenang aja. Duh. Tapi, ini pertama kalinya kami ke dokter gigi dan masih ada satu gigi agi yang harus dicabut lagi. Semoga agi tetap berani dan semoga mama kuat deh ya?
--
sent using Ipad