Saat magrib, ikut sholat berjamaah dulu di musholla RS, baru setelah itu kami kembali ke poli gigi. Perawat langsung memanggil nama Usagi. Mama dan ai langsung masuk ke ruangan. Beda dokter beda pelayanan. Dokter shinta lebih muda, lebih santai dan lebih asyik. Agi diajak mengobrol dulu, disuruh santai dan saat menyuntikkan bius, selalu meminta maaf, saat mencabut juga begitu, minta maaf dan berpedan ke agi, kalau sakit suruh bilang, dokter akan menghentikan pencabutan kalau agi merasa sakit.
Gigi Agi, dari lengkap sampai bolong 2 |
Tapi karena agi adalah anak pemberani dan dokternya baik hati, maka proses pencabutan gigi berjalan mulus, darah yang keluar dari gigi yang dicabutpun tidak sebanyak minggu lalu. Dokter sempat memuji gigi susu kakak agi yang bagus semua, rapi, putih bersih. Setelah selesai pencabutan, dokter minta tos ama agi lalu memberi hadiah kue ke agi. Perhatian yang manis. Hehehe. Mama juga lebih suka ama dokter sinta karena mama bebas berkonsultasi dan mengobrol. Sabtu lalu, mama sempat pengen pingsan, tapi sabtu ini mama udah siap siap sapu tangan untuk menutup hidup, jadi obat bius ga begitu kecium dan mama pun tegar santai juga. Setelah mengucap terima kasih ke dokter dan perawat, mama dan agi keluar rungan, adik dan papa senyum aja, lalu papa bayar di kasir, kami langsung pulang. Agi juga hanya perlu 2 kapas untuk menekan bekas cabutan gigi.
Sampai di rumah, agi dah senyum senyum dan makan bubur ayamnya. Tapi, muga muga gigi selanjutnya ga perlu dicabut ke dokter lagi ya kak?--
sent using Ipad
No comments:
Post a Comment